Saturday 12 June 2010

Halaman Pengesahan

Laporan lengkap praktikum Kimia Anorganik dengan judul pembuatan Cis dan Trans KaliumDioksalatodiakouoKromat (III) disusun oleh:

Nama : Rosnia Ruslan

NIM : 081 304 067

Kelas : A

Kelompok : VI

Telah diperiksa oleh asisten dan koordinator asisten dan dinyatakan diterima.

Makassar, April 2010

Koordinator Asisten Asisten

Ahmad Rante S.Pd Ahmad Rante S.Pd

Dosen penanggung jawab

Eda Lolo Allo SPd,.MPd

I.JUDUL : Pembuatan Cis dan Trans Kalium dioksalatodiakuokromat (III)

II. TUJUAN:

Mempelajari Pembuatan dan sifat sifat isomer Cis dan Trans dari garam kompleks Kalium Dioksalto diakuo Kromat (III)

III. Landasan Teori

Isomer adalah molekul atau ion yang mepunyai susunan kimia sama,tetapi struktur berbeda.Perbedaan struktur biasanya tetap ada didalam larutan.Isomer dalam senyawa kompleks yang penting ialah isomer geometrid an isomer optis.Kompleks yang hanya komplek – kompleks yang sangat lambt atau kompleks yang inert.Ini disebabkan karena kompleks-kompleks yang bereaksi sangat cepat atau kompleks- kompleks yang labil,sering beraksi lebih lanjut membentuk isomer yang stabil(Anonim,2010).

Kromium adalah logam kristalin yang putih tak begitu liat,dan tak dpat ditempa dengan berat.Ia melebur pada 1765oC.Logam ini larut dalamasam klorida encer atau pekat,jika terkena udara,akan membentuk ion-ion kromium(III):

Cr + H+ Cr2+ + H2­­­­

Cr + HCl Cr2+ + 2Cl- + H2­­­­

Dengan adanya oksigen dari atmosfer,kromium sebagian atau seluruhnya menjadi terksidasi kekeadan tervalen:

Cr2+ + O2 + H+ 4Cr3+ + 2H2O

(Anonim,2010)

Kromat logam biasanya adalah zat-zat padat berwarna,yang menghasilkan larutan kuning bila dapat larut dalam air,asam mineral encer,yaitu ion-ion hydrogen,Kromat berubah menjadi dikromat yang terakhir ini menghasilkan larutan yang merah jingga. Perubahan ini dibalikan oleh alkali, aitu leh ion-ion hidroksil.

2CrO42- + 2H+ Cr2O72- + H2O

Atau

Cr2O72- + 2OH- 2CrO42- + H2O

Kelarutan kromat dari logam alkali dan dari kalsium serta magnesium larut dalam air; strontium kromat larut sangat sedikit.kebanyakan kromat logam-logam lain tak larut dalam air

(Adkins,2000:384-385).

Dua atau lebih spesies yang mempunyai komposisi atau rumus molekul sama tetapi mempunyai struktur dan sifat yang berbeda disebit isomer.Terdapa beberapa jenis keisomeran yang terjadi pada ion kompleks dan senyawa koordinasi.Isomer-isomer struktur berbeda dalam struktur utama atau jenis ikatan ,yatu berdasarkan ligan apa yang terikat pada ion pusat dan melalui atom yang mana? Stereoisomer-stereoisomer memiliki kesamaan pada tingkat ikatan tetapi bebeda dalam susunan geometri atau penyusunan ligan didalam ruang.Dari lima jenis isomer,tiga yang pertama menunjukkan isomer struktur dan dua sisanya stereoisomer

(Harjadi,S.1986:187).

Keisomeran ionisasi.Jumlah dan jenis gugus yang sama terjadi pada dua senyawa koordinasi, walaupun memiliki rumus yang sama, tetapi kedua-dua senyawa tersebut tidak identik.Keisomeran koordinasi,kejadian yang sama terjadi pula jika sebuah senyawa koordiinasi tersusun oleh kation dan anion yang kedua-duanya kompleks.Ligan mungkin tersebar secara bebeda diantara kedua ion kompleks,sehingga komposisi dan rumus empiris senyawa koordinasinya sama.Keisomeran ikatan,Beberapa Ligan mungkin terikat pada ion logam pusat dengan cara yang bebeda,misalnya, ion nitrit mempunyai pasanagn electron yang dapat membentuk ikatan koordinasi pada atom N dan O.Keisomeran geometri,jika ion Cl- tunggal menggantikna (subtitusi) satu molekul NH3 pada senyawa kompleks [Pt(NH3)4]2+. Titik pergantian terjadi pada posisi yang acak , Diana terdapat 4 posisi yang mungkin

(Day,RA.1986:187-188).

Keisomeran optik tidak menunjukan keberadaan satu sama lain seperti isomer-isomer sebelunya setiap posisi memiliki logam ang sama(Day,RA.1986:188)

Campuran kompleks bentukCis dan Trans dapat dibuat dengan cara mencampur komponen-komponen non-kompleks(penyusun kompleks).Berdasarkan pada perbedaan kelarutan antara bentukCis dan Trans , maka kedua jenis isomer itu dapat dipisahkan sebagai contoh Trans dioksalatodiakuokromat(III),dapat dikristalkan secara perlahan dengan melakukan penguapan larutan yang mengandung campuran bentuk Cis dan Trans(Tim Dosen.2010:30).

IV.ALAT dan BAHAN

a.Alat :

1. Gelas kimia 100 ml dan 200 ml

2. Gelas arloji 2 buah

3. Pembakar spiritus,kaki tiga dan kasa

4. Pompa vakum

5. Corong biasa dan Batang pengaduk

6. Cawan penguap

7. Gelas ukur 50 ml (plastik)

8. Labu Erlenmeyer

9. Botol semprot

b.Bahan :

1. Asam oksalat (H2C2O4.2H2O)

2. Kalium dikromat (K2CrO7)

3. Etanol

4. Aquadest

5. Kertas saring

V.Prosedur Kerja

a.Pembuatan Isomer Trans Kalium dioksalatodiakuo kromat (III)

1. Melarutkan 12 gram H2C2O4 dihidrat dengan sedikit mungkin aquadest dalam beker gelas 200 ml

2. Menambahkan sedikit demi sedikit larutan 4 gram kaliu dikromat yang dilarutkan dengan sedikit aquadest panas ,menutup beker gelas dengan gelas arloji

3. Menguapkan larutan sehingga volumenya tinggal separuhnya dan kemudian membiarkan menguap dengan sendirinya pada suhu kamar sampai tinggak sepertiganya.

4. Menyaring Kristal kemudian mencuci dengan aquades dan alcohol,mencatat hasilnya yang dinyatakan dalam persen

b.Pembuatan Cis Kalium dioksalatodiakuo kromat (III)

1. Membuat campuran serbuk halus 4 gram kalum dikromat dan 12 gram oksalat dihidrat dalam cawan penguap

2. Meneteskan setetes aquades dalam campuran dan menutup cawan dengan gelas arloji

3. Menmbahkan 20 mletanol dalam campuran dan mengaduk sampai mengendap

4. Melakukan dekantir kemudian menambahkan lagi etanol yang baru hingga diperoleh Kristal

5. Menyaring dan mengeringkan dengan pompa vakum

c.Uji Kemurnian Isomer

Menempatkan sedikit Kristal kompleks pada kertas sarimg dan menambahkan sedikit larutan ammonia encer,isomer Cis akan membentuk larutan berwarna hijau tua dan menyebar pada kertas saring,isomer trans akan membentuk padatn berwarna coklat muda yang tetap tidak terlarut.

VI.HASIL PENGAMATAN

1.Pembuatan Trans

•12 gram H2C2O4.2H2O + H2O(l) ­dilarutkan Larutan warna putih(1)

• 4 gram K2CrO7 + H2O(l) ­dilarutkan larutan warna jingga(2)

Larutan 1 + larutan 2 larutan warna hitam 1/2VO pada Tkamar

1/3 V0 + Larutan hitam disaring padatan hitam(4,8 gram)

ait + etanol

2.Pembuatan Cis

•12 gram H2C2O4.2H2O + 4 gram K2CrO7 campuran padatan +

1 tetes H2O larutan hitam + etanol didekantir padatan hitam (1,4 gram)

3.Pengujian kemurnian Isomer

· Padatan hitam + NH4OH encer coklat dan ≠ menyebar [ + trans]

· Padatan hitam + NH4OH encer hijau,menyebar [+ cis]

VII.ANALISIS DATA

Dik: massa H2C2O4.2H2O=12 gram, Mm=126 g/mol

Massa K2Cr2O7=4 gram,Mm=294 g/mol

Mm 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2=303 g/mol

Dit:rendemen =…?

Peny:

Pers.reaksinya:

7H2C2O4.2H2O + K2Cr2O7 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2 + 6CO2 + 7H2O

12gram

n. H2C2O4.2H2O= = 0,0952 mol

126 gram/mol

4 gram

n. K2Cr2O7 = = 0.0136 mol

294 gram/mol

Karena mol K2Cr2O7 yang paling rendah ,maka digujnakan sebagai pereaksi pembatasdan digunakan sebagai mol sisa pada K[Cr(C2O4)2(H2O)2

1 mol K2Cr2O7 = 2 mol K[Cr(C2O4)2(H2O)2

Sehingga , mol K[Cr(C2O4)2(H2O)2 = 2 x 0,0136 mol

= 0.0272 mol

Maka:

Berat praktek

Rendemen Kristal Trans = x 100 %

Berat teori

4,800 gram

= =58,24 %

8,2416 gram

1,400 gram

Rendemen Kristal Cis = x 100 %

8,2146 gram

= 16 98 %

VIII.PEMBAHASAN

a.Pembuatan Tranns Kalium dioksalato diakuo kromat (III)

Dalam prcobaan ini,ditambahkan beberapa tetes air dan kalium kromat.Penambahan air dilakukan sebelum kedua zan ini dicampurkan, trans lebih stabil dibandingkan Cis, sehingga ikatan pada Trans lebih kuat sehingga sukar untuk lepas atau bereaksi dengan yang lain .Sehingga untuk mengantisipasi hal ini maka sebelum pencampuran kedua zat ini perlu ditambahkan dengan air dengan tujuan untuk membantu zat ini bereaksi dengan capat. Setelah kedua zat ini dicampurkan dalam gelas kimia kemudian ditutup dengan gelas arloji.Tujuannya adalah untuk menghindari letupan-letupan yang menyertai reksi ini.Didalam bekergelas terjjai reaksi pelepasan CO­2 dan H2O, dibiarkan beberapa menit sampai kedua duanya benar benar beraksi sempurna dan penutupnya kemudian dibuka.reaksi sempurna di tandai dengan jika tidaklagi dihasilkan air dan CO2.Campuran yang terbentuk berwarna hitam ,campurn ini kemudian diuapkan lagi hingga ½ volumenya semula untuk mengurangi volume air yang terikat. Kemudian pada suhu kamar dibiarkan mengap hingga sepertiga volumenya semula,tujuan diuapkan adalah untuk membantu pembentukan Kristal,setelah didiamkan beberapa sat campuran ini membentuk padatan yang kering .padatan kemudian dicuci dengan air dingin tujuannya agar kristalini tidak lengket pada gelas kimia ,selain itu air berfungsi mencuci zat zat pengotor yang terdapat dalam Kristal ini ,agar Kristal yang diperoleh benar-benar bersih maka dicuci lagi dengan alcohol dan Kristal ini dicuci setelah disaring. Krfistal yang diperoleh ditimbang yang beratnya 4,8 gram dan rendemen sebesar 58.24 %.adapun reaksinya:

7H2C2O4.2H2O + K2Cr2O4 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2 + 6CO2 + 7H2O

b.Pembuatan Cis Klium dioksalato diakuo kromat (III)

Teknik dalam pembuatan isomer Cis adalah kedua zat yang akan direaksikan dicampur terlebih dahulu dalam cawan penguapan kemudian diaduk rata lalu ditambahkan dengan satu tetes aquades.kontak dengan air menyebabkan campuran dari kedua senyawa ini bereaksi yang di sertai pelepasan CO­2 dan H2O.setelah itu,didekantir dengan etanol ,kemudian Kristal yang terbentuk disaring dan dikeringkan sehingga hasil yang diperoleh sebanyak 1,4 gram dengan rendemen =16,98% yang reaksinya

7H2C2O4.2H2O + K2Cr2O4 2K[Cr(C2O4)2(H2O)2 + 6CO2 + 7H2O

c.Uji Kemurnian

Ini bertujuan untuk membuktikan apakah hasil yang diperoleh benar-benar Cis dan Trans dan setelah diuji, sesuai dengan teori dimana pada saat penambahan ammonia, pengujian positif untuk Trans yang ditandai dengan kertas saring yang berwarna coklat dan tidak menyebar serta Cis yang berwarna hijau dan menyebar pada kertas saring.

IX.PENUTUP

A.Kesimpulan

1. Sifat-sifat yang membedakan isomer Cis dan Trans adalah sifat dari kelarutannya dimana Cis Kelarutannya tinggi sedangkan Trans rendah

2. Massa Kristal Trans adalah 4,8 gram dengan rendemen 58,24% dan massa Kristal Cis adalah 1,4 gram dengan rendemen 16 98%

B.Saran

Diharapkan kepada praktikan lebih memahami prosedur kerja dengan baik,agar hasil yang diperoleh sesuai dengan tujuan yang diinginkan

X. DAFTAR PUSTAKA

Anonim,2010.Isoomer.http://Annisanfushie.wordpress.com.Pembuatan Cis dan Trans kalium dioksalatodiakuo kromat (III)

Adkins.2000.Kimia Analitik.Jakarta:PT Gramedia pustaka

Day,RA,1986.Analisis Kimia Kuantitatif.Jakarta:Erlangga

Harjadi,1990.Ilmu Kimia Analitik Dasar.Jakarta:Erlangga

Tim Dosen.2010.Penuntun Praktikum Kimia Anorganik .FMIPA UNM,Makassar

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Kimia Anorganik dengan judul “Ion Kompleks Tetraaminkarbonatonikel (III)” disusun oleh :

Nama : Rosnia Ruslan

N I M : 081304067

Kelas : A

Kelompok : X

Telah diperiksa oleh asisten dan coordinator asisten dan dinyatakan diterima.

Makassar, Mei 2010

Koordinator Asisten Asisten

Ahmad Rante, S.Si. Dewi Satria Ahmar

Mengetahui,

Dosen Penanggung Jawab

Eda Lolo Allo, S.Pd., M.Pd.

A. Judul Percobaan

Ion Kompleks Tetraaminkarbonatonikel (III)

B. Tujuan Percobaan

Mempelajari cara pembuatan, cara pemurnian, dan karakterisasi ion kompleks [Ni(NH3)4CO3]+

C. Landasan Teori

Suatu ion kompleks didefinisikan sebagai ion yang tersusun dari atom pusat yang mengikat secara koordinasi sejumlah ion atau molekul netral. Ion atau molekul netral sebagai spesies terikat pada atom pusat dalam suatu ion kompleks biasanya dinamakan ”ligan”. Spesies ini memiliki satu pasang atau lebih elektron bebas dan berperan sebagai donor pasangan elektron pada pembentukan ikatan koordinasi (Tim Dosen Kimia Anorganik, 2010 : 22).

Dalam Pelaksanaan analisis anorganik kualitatif, banyak digunakan reaksi-reaksi yang menghasilkan pembentukan kompleks. Suatu ion (atau molekul) kompleks terdiri dari satu atom (ion) pusat dan sejumlah ligan yang terikat erat dengan atom (ion) pusat itu. Jumlah relatif komponen-komponen ini dalam kompleks yang stabil nampak mengikuti stoikiometri yang sangat tertentu, meskipun tidak dapat ditafsirkan dalam lingkup konsep valensi yang klasik. Atom pusat ini ditandai oleh bilangan koordinasi adalah 6 (Seperti dalam kasus Fe2+, Fe3+, Zn2+, Cr3+, Co3+, Cd3+), kadang-kadang 4 (Cu2+, Cu+, Pt2+), tetapi bilangan-bilangan 2(Ag+) dan 8 (beberapa ion dari golongan platinum) juga terdapat (Svehla, 1990 : 95).

Senyawa yang tersusun atas satu atom pusat, biasanya logam atau kelompok atom seperti VO, VO2, dan TiO yang dikelilingi oleh sejumlah anion atau molekul disebut senyawa kompleks. Anion atau molekul netral yang mengelilingi atom pusat atau kelompok atom itu disebut ligan. Jika ditinjau dari sistem asam-basa lewis, atom pusat atau kelompok atom dalam senyawa kompleks tersebut bertindak sebagai asam Lewis, sedangkan linggannya bertindak sebagai basa Lewis. Ikatan yang terjadi antara ligan dan atom pusat merupakan ikatan kovalen koordinasi sehingga senyawa kompleks disebut juga senyawa koordinasi. Jumlah ligan yang mengelilingi atom pusat menyatakan bilangan koordinasi. Jumlah muatan kompleks ditentukan dari penjumlahan muatan ion pusat dan jumlah muatan yang membentuk kompleks (Ramlawati, 2005 : 1).

Zat padat dapat dibedakan antara zat padat kristal dan amorf. Dalam kristal, ataom atau molekul penyusun memiliki struktur tetap (tetapi dalam amorf tidak) dan titik leburnya pasti. Zat padat memiliki volume dan bentuk tetap. Ini disebabkan karena molekul-molekul dalam zat padat menduduki tempat yang gelap dalam kristal. Molekul-molekul zat padat juga mengalami gerakan namun sangat terbatas (Anonim, 2010).

Ion-ion dan molekul-molekul anorganik sederhana seperti NH3, CN-, Cl-, H2O membentuk ligan monodentat, yaitu satu ion atau molekul menempati salah satu ruang yang tersedia di sekitar ion pusat dalam bulatan koordinasi, tetapi ligan bidentat (seperti ion dipiridil). Rumus dan nama beberapa ion kompleks adalah sebagai berikut :

[Fe(CN)6]4+ heksasianoferrat (II)

[Fe(CN)6]3- heksasianoferrat (III)

[Cu(NH3)4]2+ tetraamintembaga (II)

[Cu(NH3)4]3- tetraaminkuprat (III)

[Co(CO)4]3- tetrakarbonilkobaltat (III)

[Ag(CN)2]- disianoargentat (I)

[Ag(S2O3)2]3- ditiosulfatoargentat (I)

Dari contoh-contoh ini, kaidah tatanama nampak jelas (Oxtoby, 2007 ; 97).

Bilangan koordinasi menyatakan jumlah ruangan yang tersedia sekitar atom atau ion pusat dalam apa yang disebut bulatan koordinasi, yang masing-masing dapat dihuni satu ligan (monodentat). Susunan logam-logam sekitar ion pusat adalah simetris. Jadi, suatu kompleks dengan satu atom pusat dengan bilangan koordinasi 6, terdiri dari ion pusat, dipusat suatu oktahedron (Svehla, 1985 ; 56).

Karena kebanyakan reaksi dimana kompleks terbentuk berlangsung larutan air, salah satu reaksi yang sangat mendasar untuk dipelajari dan dipahami adalah dimana molekul-molekul air disekeliling kation dalam larutan air dipindahkan dari kulit koordinasi dan diganti oleh ligan lain masuk disini adalah kasus dimana ligan yang baru semata-mata molekul lain, yakni reaksi pertukaran air. Dengan beberapa pengecualian misalnya [Cr(H2O)6]3+, [Rh(H2O)6]3+ reaksi tersebut sangat cepat dan harus dipelajari dengan metode relaksasi (Cotton, 1989 : 168).

Molekul ataupun ion yang bertindak sebagai ligan umumnya mengandung suatu ligan atom elektronegatif, seperti nitrogen, oksigen, atau salah satu halogen. Ligan yang hanya memiliki satu pasang elektron menyendiri misalnya NH3 dikatakan unidentat. Ligan yang memiliki dua gugus yang mampu membentuk dua ikatan dengan atom sentral disebut bidentat. Salah satu contoh adalah etilendiamina, NH2CH2CH2NH2 dimana dua atom nitrogen ini memiliki pasangan elektron menyendiri. Ion tembaga (II) membentuk suatu kompleks dengan dua molekul etilendiamina cincin yang dibentuk oleh interaksi sebuah ion logam dengan dua gugus fungsional dalam ligan yang sama disebut cincin sepit, molekul organiknya adalah zat penyepit dan kompleks itu disebut senyawa sepit

D. Alat dan Bahan

a. Alat

1. Gelas kimia 100 mL 2 buah

2. Gelas Kimia 250 mL 2 buah

3. Gelas ukur 10 mL 1 buah

4. Gelas ukur 50 mL 1 buah

5. Batang pengaduk 2 buah

6. Lampu spiritus 1 buah

7. Kaki tiga dan kasa asbes 1 buah

8. Erlenmeyer 250 mL 1 buah

9. Corong biasa 1 buah

10. Botol semprot 1 buah

11. Kaca arloji 2 buah

12. Pipet tetes

13. Neraca analitik

14. Kulkas

b. Bahan

1. Ni(NO3)2.6H2O (nikel (II) nitrat heksahidrat) padat

2. (NH4)2CO3 (ammonium karbonat)

3. NH4OH (ammonium hidroksida) pekat

4. H2O2 30% (hidrogen peroksida)

5. H3O+ (aquadest)

6. Aluminium foil

7. Es batu

8. Kertas saring

9. Korek api

10. Tissu

E. Cara Kerja

1. Menimbang 7,5 gram kristal Ni(NO3)2.6H2O kemudian melarutkannya dalam 15 mL aquadest hingga diperoleh larutan nikel yang homogen.

2. Menimbang 10 gram kristal (NH4)2CO3 dan melarutkannya dengan 30 mL aquadet kemudian menambahkan 30 mL NH4OH pekat hingga terbentuk larutan homogen

3. Mencampurkan larutan (2) ke dalam larutan nikel

4. Menambahkan secara perlahan-lahan 4 mL H2O2 30% ke dalam larutan

5. Memanaskan larutan kemudian menambahkan 2,5 gram (NH4)2CO3 sedikit demi sedikit saat proses pemanasan.

6. Mengaduk larutan selama proses pemanasan dan menjaga larutan agar tidak mendidih

7. Menghentikan pemanasan saat volume larutan telah menjadi ± 50 mL

8. Menyaring larutan hasil pemanasan kemudian filtrat dibiarkan dalam air es

9. Menyaring larutan (jika terbentuk kristal) kemudian mencucinya dengan aquadest dan etanol.

F. Hasil Pengamatan

Ø 7,5 gram Ni(NO3)2.6H2O + 10 mL Aquadest è larutan 1 (hijau toska)

Ø 10 gram (NH4)2CO3 + 10 mL aquadest + 30 mL NH4OH pekat è larutan 2 (bening) (putih keruh)

Ø Larutan 1 (hijau) + larutan 2 (bening) è larutan biru + 4ml H2O2 diaduk dan dipanaskan larutan biru

Ø Larutan disimpan 5 hari è tidak terbentuk kristal dipanaskan tidak terbentuk kristal disimpan terbentuk endapan

G. Analisis Data

Dik : m Ni(NO3)2.6H2O = 7,5 gram

m (NH4)2CO3 = 12,5 gram

Mm Ni(NO3)2.6H2O = 290,71 g/mol

Mm (NH4)2CO3 = 96 g/mol

Mm [Ni(NH3)4CO3]+ = 249,71 g/mol

Dit : m [Ni(NH3)4CO3]+ ......?

Peny :

n

Ni3+ + (NH4)2CO3 è [Ni(NH3)4CO3]+

mula-mula : 0,026 mol 0,130 mol -

bereaksi : 0,026 mol 0,026 mol 0,026 mol

sisa : - 0,104 mol 0,026 mol

maka,

m [Ni(NH3)4CO3]+ = n x Mm

= 0,026 mol x 249,71 gram/mol

= 6,492 gram

H. Pembahasan

Pada percobaan pembuatan ion kompleks tetraamin karbonato nikel (III) digunakan Ni(N03)2.6H2O sebagai penyedia latom pusat yaitu Ni dan (NH4)2CO3 sebagai penyedia ligan. Ketika direaksikan dengan H2O makan ligan (NO3)2 akan terdesak oleh H20 sebab H2O merupakan ligan kuat.

Sedangkan pada kristal Ammonium karbonat yang berfungsi sebagai penyedia ligan amonium dan karbonat, sehingga ketika dilarutkan akan membentuk ion

(NH4)2CO3 + H2O 2NH4+ +CO32-

Dan penambahan (NH4)OH berikutnya akan menghasilkan NH3 yang nantinya akan mendesak ligan H2O pada saat pencampuran pada larutan nikel

2NH4+ +CO32- +NH4OH 4NH3 + H2CO3 + H2O

Pada saat pencampuran terjadi perubahan warna menjadi biru tua hal ini menandakan bahwa telah terjadi reaksi yakni reaksi penggantian H2O dengan ligan NH3 yang lebih kuat sehingga akan membentuk senyawa (Ni(NH3)4CO3). Dimana senyawa ini memiliki muatan =0 sehingga muatan Ni adaalah 2+

Fungsi-fungsi perlakuan

Penambahan H2O2 untuk mengoksidasi Ni2+ menjadi Ni3+

Adapun fungsi pemanasan yakni untuk mempercepat terjadinya reaksi penguapan H20 agar ligan NH3 mudah berikatan dengan atom pusat Ni

Pemanasan yang dilakukan tidak sampai mendidih sebab NH3 bersifat mudah menguap dan timbulnya gelembung gas yakni terjadinya pelepasan O2

Adapun struktur [Ni(NH3)4CO3]+ sebagai berikut

NH3

NH3 O

Ni3+ C = O

NH3 O

NH3

I. Kesimpulan dan Saran

a) Kesimpulan

a. Dari hasil percobaan, dapat disimpulkan bahwa ion kompleks [Ni(NH3)4CO3]+ dapat dibuat dari Ni(NO3)2.6H2O dan (NH4)2CO3. Kristal [Ni(NH3)4CO3]+ dapat dimurnikan dengan cara dicuci dengan air dan etanol.

b. Saran

Sebaiknya proses pemanasan dan pengadukan dilakukan dengan hati-hati agar diperoleh kristal yang diharapkan

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Interaksi Antar Bahan Terlarut. Http://benito.staff.ugm.ac.id/interaksi%20antar%20bahan%20terlarut.html diakses pada 18 Mei 2010.

Cotton, Wilkinson. 1989. Kimia Anorganik Dasar. Jakarta : UI-Press.

Oxtoby. 2001. Kimia Modern. Jakarta : Erlangga.

Ramlawati. 2005. Buku Ajar Kimia Anorganik Fisik. Makassar : Jurusan Kimia, FMIPA, UNM.

Svehla. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian 1. Jakarta : PT Kalman Media Pustaka.

Tim Dosen Kimia Anorganik. 2010. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik. Makassar : Laboratorium Kimia, FMIPA, UNM.

Underwood dan Day. 2005. Analisis Kimia Kuantitatif. Jakarta : Erlangga.